Jumat, 27 Maret 2009

Empat Pertumbuhan Kebijaksanaan

Namo sanghyang adi buddhaya

Namo buddhaya,

Yang saya muliakan anggota sangha, yang saya hormati rekan-rekan maha siswa yang berbahagia. Sungguh berbahagia sekali pada kesempatan ini kita dapat berkumpul dalam acara civitas akademika.

Saudara-saudari sedhamma pada kesempata ini saya akan mengulas sedikit dari ajaran guru buddha yaitu tentang empat pertumbuhan kebijaksanaan. Apakah yang dimaksud dengan bijaksana? Yang dimaksud dengan orang yang bijaksana adalah ia yang tau mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang tidak baik. Untuk itu marilah kita kembangkan kebijaksanaan yang ada dalam diri kita, Buddha menjelaskan tentang empat hal yang akan menopang pertumbuhan kebijaksanaan diantaranya:

1. Bergaul dengan orang-orang superior

Disini maksudnya adalah bergaul dengan orang bijaksana, bergaul dengan orang yang baik. Seseorang yang bergaul dengan orang bijaksana maka secara tidak langsung ia pun akan dapat mengembangkan kejikasnanaan yang ada dala dirinya. Orang bijaksana akan mengatakan benar pada ha-hal yang benar, dan ia akan mengatakan tidak benar pada hal-hal yang tidak benar.

2. Mendengarkan Dhamma dengan baik

Dalam Maha Manggala Sutta Buddha menjelaskan bahwa mendengarkan dhamma pada waktu yang tepat merupakan berkah utama. Begitu pula bila kita, bila kita mendengarkan dhamma pada waktu yang tepat maka kita akan dapat memahami dari dhamma itu sendiri. Yaitu dengan suasana tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin. Bila kita lihat dari peraturan yang yang ada dalam sila dan vinaya, seorang bikkhu tidak boleh menggajarkan dhamma kepada orang yang sehat yang memegang payung, memegang tongkat, memegang senjata, dll. Kenapa? Karena itu menandakan bahwa seseorang itu belum siap untuk memdengarkan dhamma. Jadi bila seseorang mendengarkan dhamma pada waktu tang tepat, dan dapat mendengarkan dhamma dengan baik, dengan pikiran konsentrasi pada dhamma yang disampaikan maka ia akan dapat dengan mudah memahami dari dhamma itu sendiri. Sehingga dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Perhatian tepat

Perhatian yang tepat dapat dapat dikembangkan pada saat

- Pada saat mendengarkan dhamma, seseorang dengan perhatian yang tepat maka ia akan dapat dengan mudah memahami dari dhamma itu sendiri.

- Pada saat meditasi, seseorang dapat menyadari keluar masuknya nafas, menyadari bentuk-bentuk pikaran yang muncul sehingga dengan perhatian tepat mengamati objek dan menyadari apa yang sedang dilakukan.

- Perhatian tepat pada badan jasmani, menyadari dan menerima paerubahan yang terjadi dari badan jasmani ini bahwa segalanya pasti mengalami perubahan, tidak ada yang dapat dipertahankan.

4. Praktek sesuai dengan dhamma

Dhamma yang diajarkan oleh buddha semuanya mengajarkan tentang kebaikan dan bila seseorang dapat mempraktekannya maka akan memperoleh kedamaian. Untuk dapat mempraktekan dhamma tentunya kita harus memahami tentang jalan mulia berunsur delapan yang dibagi dalam tiga bagian pokok yaitu sila, samadhi, dan panna. Dengan sila yang baik maka ucapa, pikiran, dan perbuatan pun akan selalu baik. Dengan sila yang baik kitapun akan dapat melaksanakan meditasi dengan konsentrasi tanpa ada keraguraguan dan kekhawatiran dalam diri. Sehingga dengan sila dan samadha baik maka akan memiliki kebijaksanaan yang disebut dengan panna. Orang yang pintar belum tentu dia bijaksana, yang dimaksud orang yang bijaksana adalan ia yang dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang tidak baik.